SELAMAT DATANG DI WWW.POKOKNYAENAK.BLOGSPOT.COM

Kami Hadir dengan Berbagai Info yang Pastinya Menarik....

Cari sesuatu? Di Mbah Google saja...ketikkan kata kunci di kotak di bawah ini

Custom Search

Monday, December 19, 2016

Merindukan Kebersamaan dalam Kerahiman Allah_ziarek lingk. St. Gabriel 2016



Merindukan Kebersamaan dalam Kerahiman Allah

Berawal dari keinginan beberapa warga, yang sungguh merindukan saat-saat kebersamaan dalam suasana doa bersama, namun tidak membosankan, tercetuslah ide untuk mengadakan ziarek lingkungan St. Gabriel. Disamping untuk menciptakan suasana doa yang berbeda dari biasanya, juga ziarek ini diharapkan dapat memupuk rasa kebersamaan di dalam lingkungan. Terlebih di dalam ArDas Pastoral, pada tahun 2016 ini ditetapkan sebagai “Tahun Luar Biasa Kerahiman Allah”, maka akan lebih cocok kegiatan ziarek ini juga menjadi salah satu cara kami di lingkungan, untuk mewujudkan misi-misi yang terkandung dalam ArDas tersebut.

 Ide ziarek sebenarnya sudah lama tercetus di dalam forum lingkungan, kira-kira satu tahun yang lalu. Namun dikarenakan banyaknya kendala, rintangan, dan masalah teknis, termasuk pendanaan, akhirnya kegiatan tersebut tertunda. Sampai pada akhir bulan Februari 2016, pengurus lingkungan memutuskan untuk berkumpul, dengan maksud membentuk sebuah panitia ziarek lingkungan. Ketua panitia yang ditunjuk untuk melaksanakan ziarek ini adalah Bapak FX. Sukiman, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Lingkungan St. Gabriel. Tempat ziarek yang ingin dituju pada awalnya diberikan 2 pilihan; pertama ke Ambarawa (Gua Maria Kereb), dan kedua ke Kuningan (Gua Maria de Fatima Sawer Rahmat). Waktu Ziarek dipilih tanggal 5 sampai dengan 6 Mei 2016, karena terhitung sebagai hari libur panjang. Panitia bertugas mencari dan mengumpulkan data-data mulai dari tarif bis, biaya menginap selama 2 hari 1 malam, biaya makan pagi, makan siang, makan malam, snak, tips sopir dan kondektur/kernet, biaya kebersihan dan tarif tol, dan biaya lainnya untuk kedua alternatif tempat tersebut. Selanjutnya semua data disusun sedemikian rupa, agar umat dapat membaca dan menghitung dengan mudah. Dengan adanya data-data tersebut, diharapkan umat juga dapat terlibat dalam pengambilan keputusan, tempat mana yang terbaik dan sesuai dengan kemampuan, untuk ziarek lingkungan. Dan akhirnya diputuskan bersama, bahwa lingkungan St. Gabriel akan berangkat ziarek ke Kuningan (Gua Maria de Fatima Sawer Rahmat).


Persiapan demi persiapan dilakukan panitia, mulai dari mempersiapkan anggaran, melakukan pendaftaran, persiapan acara-acara yang akan dilakukan, dan persiapan survey. Pada awalnya banyak umat di lingkungan yang masih belum memberikan kepastian mau ikut ziarek atau tidak. Mereka banyak yang masih menyesuaikan dengan jadual tugasnya masing-masing di tempat kerjanya. Menurut rencana, untuk berangkat ziarek nanti, akan ada 2 rombongan; pertama rombongan yang ikut di bus, dan kedua naik mobil pribadi guna mengantisipasi kelebihan peserta. Target jumlah peserta yang ditetapkan panitia adalah 50 orang. Sampai pada awal April, peserta yang mendaftar baru mencapai 54 orang, sementara kursi (sheet) yang tersedia di bus ada 57 sheet, dan di mobil bisa untuk 4 orang. Namun selama bulan April tersebut, ada beberapa umat yang memutuskan untuk mundur karena ada acara, dan menyumbang saja untuk ziarek ini, dan juga ada yang baru memutuskan untuk ikut. Sehingga terkumpul jumlah 55 orang peserta, termasuk di dalamnya 1 orang warga dari lingkungan sebelah. Sampai H-1 keberangkatan, ternyata masih ada yang baru mendaftar, dan akhirnya diterima ikut dalam rombongan. Sehingga jumlah peserta yang ikut dalam bus adalah 57 orang, dan 4 orang yang naik dalam sebuah mobil. Kalau dihitung berdasarkan KK, yang mendaftar dari 24 KK. Sementara 14 KK yang lainnya belum bisa berpartisipasi karena adanya kesibukan/acara lain di hari tersebut. Rencana keberangkatan rombongan, yang awalnya tanggal 5 Mei 2016 jam 06:00 WIB, diputuskan oleh panitia untuk dimajukan menjadi jam 01:00 WIB dini hari. Hal ini terkait dengan adanya berita yang menyebutkan bahwa semua jalan ke luar kota macet, karena banyaknya orang yang pergi berlibur pada tanggal tersebut. Namun keputusan panitia tersebut disambut umat lingkungan St. Gabriel dengan baik, mengingat mereka juga tidak ingin waktu terbuang sia-sia di perjalanan nantinya.

Kini tibalah saat pemberangkatan. Sekitar jam 00:20 WIB (tanggal 5 Mei dini hari), hampir seluruh peserta berkumpul di area Dasana Xenter. Semua menunggu bus, yang menurut agen busnya masih terhambat di tol Karang Tengah, sehingga bus tiba di lokasi berkumpul sekitar jam 01:20 WIB. Pada saat bus tiba, semua barang milik panitia dan peserta dinaikkan ke bagasi bus. Panitia kembali mengecek peserta, dengan memanggil satu-persatu untuk masuk ke dalam bus. Setelah dipanggil satu-persatu, ternyata ada satu keluarga yang tertinggal. Dan setelah ditelepon ternyata keluarga tersebut masih tertidur, karena kelelahan pada hari sebelumnya akibat aktivitas seharian. Mau tidak mau ketua lingkungan sendiri yang turun tangan untuk menjemput ke rumah keluarga tersebut. Setelah dibekali dengan doa pemberangkatan, akhirnya tepat pukul 02:00 WIB, robongan berangkat menuju ke Kuningan-Jawa Barat (telat 1 jam dari rencana semula). Rombongan bus berada di depan, sedangkan satu mobil di belakang mengikuti.

Perjalanan terasa amat nyaman karena jalan masih lengang, tapi tidak senyaman saat mulai masuk jalan tol Bekasi. Hal ini terjadi karena arus kendaraan yang menuju tol Cikampek mulai memadat, sehingga mobil dan bus berjalan agak lambat. Semua rombongan terus melanjutkan perjalanan sampai akhirnya berhenti sejenak, istirahat untuk melepaskan lelah, dan berkumpul untuk sarapan pagi (sekitar jam 6:30) di rest area kedua Tol Cikopo. Dikoordinir oleh Ibu Irene Sri Haryanti, dan Ibu Anastasya Kateni, peserta dapat menikmati sejenak suasana pagi, ditemani sepincuk nasi uduk dengan telor balado dan tempe orek, dengan minumnya sebotol MONAIR (sumbangan dari PT. 2Tang, atas rekomendasi Bapak Joko Sediyono). Sungguh sarapan pagi yang “Murmer” (murah meriah), tapi hidup. Semua peserta makan dan minum sampai selesai, dan kembali panitia mengecek kelengkapan peserta, dan berangkat kembali melanjutkan perjalanan ke Kuningan. Perhitungan panitia terkait waktu, memungkinkan untuk merubah plan A (ke penginapan – istirahat sejenak – jalan salib – bersih2 – misa malam di stasi cisantana – istirahat malam - ke gereja St. Yusuf, katedral Cirebon – ke gereja St. Maria – mampir ke tempat rekreasi - pulang) ke plan B (Ke gereja St. Yusuf, katedral Cirebon – ke gereja St. Maria – ke penginapan –jalan salib - istirahat – bersih2 - misa malam di stasi cisantana – istirahat malam – acara kebersamaan – pulang). Namun, sebelum sampai pintu keluar tol Cirebon, jalan macet panjang. Dan setelah mempelajari situasi jalan, akhirnya diputuskan tetap pada plan A.

Pukul 11:15WIB, rombongan tiba di dekat tempat penginapan. Letak tempat penginapan tersebut berada kira-kira seratus meter setelah gapura kelurahan Cisantana, di sebelah kiri jalan, masuk ke dalam jalan kecil di samping kantor kelurahan. Cuaca sudah terasa sejuk-sejuk basah pada saat rombongan turun dari bus, dan langsung turun hujan gerimis. Semua rombongan berlari-lari kecil untuk sampai ke rumah penginapan. Dan akhirnya semua rombongan berkumpul di rumah penginapan tersebut. Peserta membagi-bagi rombongan peserta tersebut menjadi 2 bagian, karena ruang menginap yang disediakan ada 2 lantai. Semua peserta terlihat amat antusias dan ceria, walaupun tempat tidur yang disediakan hanyalah kasur-kasur dan karpet yang dipergunakan untuk tidur bersama malamnya. Setelah semua peserta bersih-bersih, tibalah waktunya makan siang. Setelah dibuka dengan doa makan oleh Bapak Ketua Lingkungan, Bapak Yoseph Ole Benolon, semua peserta makan bersama dengan nikmat. Sambil ngobrol, ada yang bercanda ringan, ada yang amat menikmati makannya, ada yang sambil mojok, dan ada pula yang sambil selvie-selvie. Sungguh suasana makan siang yang hangat dan nikmat.
Setelah makan, peserta diarahkan panitia untuk bersiap menuju ke tempat jalan salib. Perjalanan dimulai dari depan penginapan, sampai menuju jalan yang mulai menanjak ke arah Gua Maria. Ada beberapa peserta yang sangat cepat berjalan, khususnya anak-anak, karena mereka senang melihat pemandangan yang cukup asri, dan udaranya masih sejuk. Tapi ada pula yang santai, sambil berbincang-bincang dengan peserta lainnya. Di bagian terbelakang ada pula yang sambil berjalan, mengeluh tidak kuat, karena kondisi badannya kurang fit. Namun berkat kekuatan Roh Kudus, semua akhirnya sampai di tempat jalan salib. Sambil memadahkan lagu pembukaan, tim acara yang dikoordinir Bapak Matheus Komar, Bapak Yohanes Purwadi dan Ibu Fransiska Marwati, memulai acara jalan salib. Buku-buku untuk jalan salib dibuat dan disiapkan oleh Bapak Marsellinus Unaradjan, Prodiakon Lingkungan. Buku tersebut cukup baik, dan mudah dibaca dan dihayati. Walaupun Bapak Marsellinus tidak dapat ikut (karena halangan acara), namun beliau sangat berkeinginan, kalau ada kesempatan lingkungan ziarah lagi, nantinya bisa ikut dan berpartisipasi didalamnya.

Acara jalan salib pun dimulai, dan rombongan dibagi menjadi 2 kelompok. Dalam doa jalan salib, masing-masing kelompok dipimpin/dipandu secara bergantian oleh anggota kelompoknya. Semua peserta merasakan nafas begitu sesak tersengal, lelah, dan berat dalam menapaki satu-persatu perhentian yang ada, sampai ke perhentian terakhir (XIV). Hampir semua merasa bahwa begitu beratnya perjalanan Tuhan Yesus untuk menuju bukit Golgota, dan betapa berat penderitaan yang dirasa akibat luka-luka di tubuh-Nya, dan Tuhan Yesus mengakhiri hidup-Nya di puncak Golgota. Sungguh kelelahan yang dirasa para peserta tidak sebanding dengan penderitaan Tuhan sendiri. Setiba di puncak, setelah perhentian XIV, semua rombongan berkumpul, memasang lilin, berdoa, dan diakhiri dengan berselvie-selvie di pelataran Gua Maria. Seolah-olah hilang semua kelelahan, nafas yang berat dan tersengal akibat jalan salib menanjak tadi, semua merasa lega, dan syahdu. Ini sungguh jalan salib yang menambah pemahaman akan perjalanan kisah sengsara Kristus sendiri. Sekembalinya dari jalan salib, peserta bersiap untuk mengikuti misa di gereja Stasi Cisantana.


Hampir semua peserta mengikuti misa kenaikan Tuhan dengan khusuk, bahkan saking khusuknya sampai ada yang tertidur karena lelah sehabis jalan salib…. sungguh meresap sabda-NYA hingga ke alam bawah sadar  . Setelah misa selesai, rombongan kembali ke tempat penginapan, dan makan malam bersama. Setelah makan malam, beberapa peserta ada yang langsung istirahat, tapi ada pula yang ngobrol-ngobrol melepas lelah dan berkelakar. Ada yang bermain kartu, ada yang nonton TV, ada pula yang asik menggunakan gadgets nya masing-masing. Malam itu semua melewatinya dengan tenang, dan santai. Acara renungan malam pun tidak jadi diadakan karena sudah banyak peserta yang tertidur pulas, bahkan ada yang sampai mendengkur .


Suasana makan malam

Pagi harinya, para peserta sudah mulai bersiap mandi, berpakaian dan berberes barang-barang. Bahkan ada yang sudah mulai dari jam 3:30. Setelah semua peserta selesai berberes, panitia mengumpulkan semua peserta di aula lantai 2, untuk sejenak mendengarkan renungan pagi yang dibawakan oleh Bapak Joko Sediono, dan dilanjutkan acara pesan dan kesan. Dalam pembukaannya, ketua lingkungan St. Gabriel menyampaikan permohonan maaf kepada umat, bahwa pelaksanaan ziarek ini sempat tertunda 1 tahun lebih dari rencana awalnya. Dengan merangkap sebagai moderator dalam acara tersebut, ketua lingkungan mempersilahkan semua peserta (warga St. Gabriel) yang ingin menyampaikan kesan dan pesan dalam acara ziarek ini. Berawal dari Bapak Ignatius Didik Warsito, beliau menyambut baik acara ini, walau hanya dapat berangkat sendiri tanpa keluarga, namun dirasakannya bahwa ada keluarga yang lebih besar dari keluarga kecilnya di lingkungan. Dan beliau merasa amat diperhatikan di lingkungan. Beliau juga menyampaikan kesedihannya karena keterbatasan fisiknya, sehingga tidak dapat mengikuti setiap acara-acara di lingkungan. Menyusul kesan dan pesan dari Bapak Jon Mari Saragih, beliau baru pertama kali ini ikut acara ziarek. Betapa pengalaman pertama ini sungguh berkesan sekali bagi beliau. Berangkat dengan keadaan flu berat, namun dengan bantuan Roh Kudus, akhirnya sampai juga di puncak dan berdoa bersama di Gua Maria. Sungguh pengalaman pertama yang sangat berkesan dalam mengalami kerahiman Allah sendiri. Kesan dan pesan selanjutnya disampaikan oleh Bapak Yohanes Purwadi, yang secara garis besar menyampaikan harapannya, bahwa kegiatan ini dapat memupuk kebersamaan dalam lingkungan. Selanjutnya Ketua Panitia, Bapak  FX. Sukiman, dalam kesan pesannya menyampaikan bahwa dengan komitmen yang kuat, akhirnya panitia dapat menyajikan acara ziarek ini, walaupun masih dirasakan ada beberapa kekurangan, namun dengan ziarek ini, dirahapkan umat lingkungan St. Gabriel dapat merasakan kebersamaan, dan terpupuk iman yang lebih kuat. Selanjutnya kesan dan pesan dari seksi Konsumsi, Ibu Irene Sri Haryanti, yang menyampaikan semoga dengan apa yang sudah disajikan panitia, peserta dapat merasa puas, dan tidak ada yang kelaparan. Pada kesempatan ini Ibu Irene juga berterima kasih kepada para ibu-ibu yang memasak di dapur, bahwa semua masakannya sungguh luar biasa. Dan terakhir ditutup dengan sambutan dari seksi acara, Bapak Matheus Komar, yang menyampaikan permintaan maaf, jika dalam penyiapan acara, peserta kurang puas, namun dengan segenap usaha persiapan, diharapkan semua peserta dapat puas dan bahagia.

Setelah acara kesan dan pesan, acara dilanjutkan makan pagi, yang dibuka dengan doa makan oleh Ibu Novi (bu Joko). Sehabis makan siang, kami berfoto bersama dahulu di depan penginapan, sebelum bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke Gereja Katedral Cirebon. Dalam perjalanan, di dalam bus diadakan acara doorprize, bagi anak-anak peserta ziarek. Perjalanan ke Katedral cukup memakan waktu, namun sebelum sampai ke Katedral, rombongan mampir sejenak di tempat penjualan oleh-oleh, sambil menikmati wahana terapi gigit ikan di kolam (gratis). Setelah puas menikmati terapi ikan, dan beberapa peserta selesai belanja, maka perjalanan dilanjutkan menuju Ketedral Cirebon.

Sesampainya di Katedral Cirebon, panitia langsung menghubungi petugas sekretariat, Ibu Monik, dan meminta ijin untuk melakukan doa Rosario dahulu, sebelum acara ramah tamah dengan Pastor paroki, yang disertai suguhan camilan asli Cirebon. Dalam sambutannya yang hangat, Pastor Freddy juga menjelaskan secara ringkas tentang sejarah berdirinya Gereja St. Yusuf, yang sekarang ini menjadi Gereja Katedral Cirebon. Sejenak rombongan diperlihatkan bangunan Gereja, sambil berselvie di dalam dan luar Katedral. Setelah berpamitan dengan pastor Freddy, rombongan melanjutkan perjalanan ke Gereja St. Maria. Jarak antara Gereja Katedral dengan Gereja St. Maria, sebenarnya tidak jauh, namun dengan kondisi jalan raya yang padat, dan berliku, perjalanan ditempuh dengan waktu hampir 1 jam. Ketika bus sampai di depan Gereja, sudah ada Ibu Fanni yang menunggu di depan aula Gereja. Rombongan dijamu dengan bakso malang dan es buah, sebelum menuju ke taman doa Gereja St. Maria. Di depan Patung Bunda Maria Regina Rosari, rombongan berdoa Rosario bersama, yang dipandu kembali oleh Bapak Joko Sediyono. Sungguh pengalaman berziarah yang sangat berkesan.
 


Selesai doa Rosario, rombongan pun bersiap untuk pulang, sambil makan siang di dalam bus. Dalam perjalanan peserta sudah banyak yang lelah, dan tertidur di bus. Akhirnya rombongan sampai di perumahan Dasana Indah sekitar jam 20:30 WIB. Setelah panitia mengecek semua barang dan peserta, akhirnya semua peserta dipersilahkan pulang ke rumah masing-masing dengan badan lelah, ngantuk, dicampur perasaan senang, puas dan semangat baru.


Sekian cerita perjalanan ziarek lingkungan St. Gabriel yang sederhana ini, semoga dengan adanya acara ini, umat diharapkan dapat semakin menghayati apa arti dan tujuan berdevosi, berziarah, dan terlebih menghayati arti Kerahiman Allah dalam hidup sehari-hari. Dan semoga juga memupuk semangat pelayanan dalam hidup menggereja. Amin. Berkah Dalem.












. Joe (15 Mei 2016)

Thursday, October 9, 2014

UANG

Uang/duit/hepeng/money/dinero/ المال /Geld/paraja/ грошы / টাকা/Novac/diners/ peníze /penge/mono/pera/argent/ ფული / χρήματα / નાણાં /lajan/ मनी / pénz / Airgead/soldi/マネー / ಮನಿ /돈/ ເງິນ/Pecunia/nauda/Pinigai/ пари/flus/ Мөнгө/ मुद्रा/penger/ pieniądze/ dinheiro/ ਪੈਸਾ/bani/ деньги/ монеи/peniaze/denar/pengar/ பணம் / మనీ/ เงิน /para/ гроші/ tiền/arian/ געלט /owo/Imali/ លុយ


Penampilanmu biasa-biasa saja,
namun mampu merombak dunia,
merubah perilaku bahkan sifat manusia,
karena kau idola mereka.

Tak jarang yang berubah kepribadian,
bahkan sampai hati mengkhianati teman,
Rela menjual tubuh dan kesucian,
bahkan meninggalkan iman dan keyakinan.

Hanya selaput tipis yang membedakan,
Antara si saleh dan si bejat,
mereka menghargaimu sebagai patokan,
tuk menilai taraf dan derajat.

Kau juga pembatas kaya miskin,
kaum terhormat atau terhina,
Kau bertindak bak pembunuh berdarah dingin,
Bagi siapa saja yang tak berpunya,

Kau bukanlah iblis,
banyak orang tergoda jadi keji
bak perayu bermuka manis,
tak jarang suami istri pisah bercerai.

Kerap kali manusia menyembahmu
namun jelaslah kau bukan Yang Maha Kuasa,
Kerap hamba TUHAN menghormatimu,
padahal TUHAN berpesan jangan menghamba,

Pantasnyalah kau jadi pelayan,
tapi kenapa malah banyak yang jadi budakmu??
kau jelas tak pernah berkurban,
namun banyak yang rela mati demimu.

Kau alat pembayar resep obat
Namun dapatkah hidup diperpanjang?
Kalau Manusia mau bertobat,
Sampai akhir hayat TUHAN yang patut dijunjung


Uang bukanlah segalanya.... memang tidak dapat dipungkiri, uang dapat membeli hampir segalanya di dunia ini....namun Tuhanlah yang patut di Sembah dan dimuliakan di atas segalanya....

Daftar Menu

What is your Opinion about this blog?

Counter Strike

Powered By Blogger